loading...
Eksportir rare-earth atau logam tanah jarang China meminta pemerintah untuk memberikan kejelasan, apakah mereka diizinkan untuk menjual mineral langka ini ke Amerika Serikat (AS). Foto/Dok
JAKARTA - Eksportir rare-earth atau logam tanah jarang China meminta pemerintah untuk memberikan kejelasan, apakah mereka diizinkan untuk menjual mineral langka tersebut ke Amerika Serikat (AS). Tuntutan ini terungkap setelah Beijing dan Washington mengumumkan gencatan senjata dalam perang dagang .
Selain pemotongan tarif yang dramatis oleh kedua negara, China mengatakan akan menangguhkan atau membatalkan langkah-langkah kontra tarif yang diterapkan pada AS sejak 2 April. Contohnya larangan ekspor tujuh bahan baku mineral langka tanah jarang per 4 April, lalu.
Baca Juga: China Jago Lobi Trump, Apa Peran Harta Karun Tanah Jarang di Baliknya?
Secara keseluruhan terdapat 17 unsur rare-earth yang sangat penting bagi industri manufaktur, khususnnya teknologi tinggi dan pertahanan. Disebutkan menghapus pembatasan tanah jarang menjadi prioritas bagi negosiator AS.
Namun tidak ada pihak yang secara eksplisit menyatakan bahwa pembatasan ekspor bahan baku langka tersebut telah dicabut. Salah satu kemungkinan penjelasannya adalah bahwa pembatasan tersebut berlaku untuk ekspor kepada semua negara -yang ingin dipertahankan oleh China- dan sebaliknya berniat mempermudah perizinan bagi pembeli AS.
Kondisi ini membuat para eksportir menunggu arahan kementerian perdagangan, menurut orang-orang yang akrab dengan masalah tersebut, yang menolak untuk disebutkan namanya dalam membahas isu sensitif ini.
Langkah-langkah yang disepakati dalam ketentuan de-eskalasi 90 hari tarif seharusnya mulai berlaku dari hari Rabu. Pernyataan terpisah dari pemerintah berjanji untuk menindak penyelundupan mineral kritis, termasuk tanah jarang.
Hal ini dianggap sebagai sinyal bahwa Beijing berniat untuk mempertahankan kontrol ekspornya, kata salah satu sumber terkait. Sebuah akun yang terkait dengan televisi China juga memposting di media sosial bahwa kontrol tersebut akan tetap berlaku.
Kementerian perdagangan tidak segera menanggapi faks yang meminta komentar terkait hal itu seperti dilansir Bloomberg. "Di bawah kesepakatan 12 Mei, era lisensi ini kemungkinan akan tetap berlaku, tetapi Beijing kemungkinan akan mempercepat waktu aplikasi dan mengurangi tingkat penolakan lisensi," menurut catatan dari Stratfor.
Perintah mengatur pasokan unsur tanah jarang hanyalah langkah terbaru dari Beijing untuk membatasi pasokan bahan strategis yang didominasi Negeri Tirai Bambu. Baca Juga: AS Menemukan Cara Mengalahkan China dalam Dominasi Logam Tanah Jarang
Larangan total Pemerintah menggunakan kombinasi pembatasan ekspor dan larangan total selama dua tahun terakhir terhadap kategori mineral kritis, yang aplikasinya mencakup berbagai industri, mulai dari laser dan radar hingga magnet, perangkat medis, dan amunisi. Selain itu ekspor bahan termasuk germanium, gallium, dan antimon ke AS dihentikan pada bulan Desember, dan larangan tersebut tetap berlaku.
(akr)