Menjaga Ketahanan Energi Nasional lewat Kepastian Pasokan Gas Bumi

1 week ago 12

loading...

Ketahanan energi nasional, khususnya di sektor gas bumi, terus menghadapi tantangan. Foto/Dok

JAKARTA - Ketahanan energi nasional , khususnya di sektor gas bumi , terus menghadapi tantangan. Menurunnya sumber pasokan gas pipa dari sejumlah blok minyak dan gas ( migas ) tua di wilayah Indonesia bagian Barat telah menciptakan kekhawatiran baru dari para pengguna gas, terutama para pelaku industri.

Pakar Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Tumiran menyatakan tanpa jaminan pasokan gas yang memadai dalam jangka panjang, bisnis mereka terancam karam. Hal yang lebih mengerikan adalah ribuan karyawan bisa terkena dampak buruknya.

"Kalau pasokan gas nggak terjamin dan kolaps karena tidak produksi, itu segmen pasar bisa hilang. Nah segmen pasar hilang untuk mengembalikan kepercayaan pasar akan sangat sulit. Tapi yang lebih positif kan orang-orang itu potensi kehilangan lapangan kerja kan terhindarkan. Nah itu harus dijaga, kepentingan sosial ekonomi harus dijaga,” ungkap Tumiran yang juga pernah menjadi anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dikutip Rabu (20/8/2025).

Baca Juga: Pengusaha Mamin Ingin Kepastian Pasokan Gas bagi Industri

Gas bumi, lanjut Tumiran, memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Menjadi salah satu sumber pertumbuhan ekonomi dan menciptakan banyak lapangan kerja dan sektor-sektor pengguna gas bumi terbesar di antaranya kelistrikan, petrokimia, pupuk, industri alas kaki, industri keramik dan industri kaca. Lebih dari 90% pasokan gas bumi nasional mengalir ke sektor-sektor penting tersebut.

Namun pergeseran sumber gas domestik dari wilayah Indonesia bagian Barat dengan dominasi gas pipa ke wilayah Indonesia bagian Timur yang memproduksi Liquefied Natural Gas (LNG), membuat pasokan gas menjadi lebih menantang. Selain harganya lebih tinggi, sebagian produksi LNG Indonesia sudah memiliki kontrak dengan pembeli di luar negeri atau di ekspor.

”Kalau memang dari gas dalam negeri itu sudah dialokasikan untuk ekspor seperti dari Tangguh, Bontang, dan lainnya memang sebagian sudah didedikasikan kontrak, ya sudah buka saja pasar impor. Jangan malu,” ujarnya.

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |