Pakistan Simpan Harta Karun Senilai Rp1.300 Triliun, Tak Habis dalam 37 Tahun

11 hours ago 7

loading...

Tambang emas dan tembaga Reko Diq di Pakistan menyimpan potensi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. FOTO/iStock Photo

JAKARTA - Proyek tambang emas dan tembaga Reko Diq di Pakistan menyimpan potensi kekayaan sumber daya alam yang luar biasa. Proyek yang dikelola oleh perusahaan tambang multinasional Barrick Gold itu diproyeksikan menghasilkan arus kas lebih dari USD75 miliar atau sekitar Rp1.300 triliun selama 37 tahun ke depan.

Menteri Perminyakan Pakistan, Ali Pervaiz Malik, mengatakan proyek tersebut merupakan investasi Barat terbesar dalam sejarah negara tersebut. Fase pertama penambangan akan dimulai pada 2028 dengan target produksi tahunan 300.000 ons emas dan 200.000 ton tembaga.

Tahap kedua yang direncanakan pada 2034, akan meningkatkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ons emas dan 400.000 ton tembaga per tahun. Dia menyebut angka proyeksi konservatif itu bisa meningkat hingga melebihi USD100 miliar apabila terjadi kenaikan harga komoditas global.

Baca Juga: Kenapa India dan Pakistan Pisah? Ternyata Ini Penyebabnya

Selain memiliki nilai ekonomis yang besar, proyek ini juga memberi manfaat langsung bagi pemerintah dan masyarakat lokal, khususnya di Provinsi Balochistan yang mengantongi 25% saham di proyek tersebut. Pemerintah provinsi diproyeksikan menerima royalti sebesar 5% dari pendapatan proyek, sedangkan pemerintah federal akan memperoleh keuntungan bersih sebesar 1% dari hasil peleburan.

"Sebagai bagian dari kesepakatan, Barrick Gold telah melakukan pembayaran royalti di muka sebesar USD5 juta pada tahun pertama, dan akan membayar sekitar USD10 juta per tahun mulai 2028," ujar Malik dikutip dari Daily Times, Minggu (17/5).

Reko Diq juga diproyeksikan memberikan dampak sosial signifikan. Sejak 2022, lebih dari USD5,3 juta telah diinvestasikan untuk pendidikan, layanan kesehatan, akses air bersih, dan pelatihan keterampilan masyarakat. Pada masa konstruksi, proyek ini diperkirakan menyerap sekitar 7.500 tenaga kerja. Setelah beroperasi, tersedia 4.000 posisi pekerjaan jangka panjang dengan 77% karyawan ditargetkan berasal dari Balochistan.

Baca Juga: Seorang Petani Temukan Harta Karun Emas Lebih dari 150 Ton Senilai Rp73,4 Triliun

Untuk menjamin akuntabilitas, pemerintah membentuk dewan pengelola proyek yang diketuai oleh Sekretaris Utama Balochistan. Dewan ini terdiri dari unsur pemerintah daerah, Departemen Pertambangan dan Mineral, Barrick Gold, serta badan usaha milik negara. Mereka akan memantau kemajuan proyek secara berkala setiap tiga bulan.

Pemerintah Pakistan menegaskan, Reko Diq akan menjadi tonggak penting pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah dengan menyediakan lapangan kerja berkelanjutan dan memperkuat ekonomi lokal dalam jangka panjang.

(nng)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |