AS-China Perang Dagang, Prabowo: Indonesia Netral dan Siap Jadi Jembatan

22 hours ago 6

loading...

Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan bagi AS-China demi menyetop perang dagang. FOTO/Dok.

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Indonesia bersikap netral terkait perseteruan Amerika serikat (AS)-China yang semakin panas dalam perdagangan internasional .

Kepala Negara berharap perang dagang antara AS dan China bisa berakhir dengan kesepakatan yang baik. Untuk itu, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan antara dua raksasa ekonomi dunia tersebut.

"Saya berharap pada akhirnya, mereka akan mencapai kesepakatan, saya harap," kata Presiden di sela kunjungan kenegaraan ke Turki, dikutip melalui YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (12/4/2025).

Presiden menegaskan kembali bahwa Indonesia dalam posisi netral atau tidak memihak ke salah satu negara. "Kami menghormati semua negara. Kami menganggap China sebagai teman baik kami. Kami juga menganggap AS sebagai teman baik. Kami ingin menjadi jembatan," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan memutus hubungan kerja sama dengan China. "Oh tidak mungkin, China sangat dekat dengan Indonesia," katanya.

Di bagian lain, Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya telah meminta waktu kepada Gedung Putih untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump untuk bertukar pikiran terkait kebijakan perdagangan AS terhadap Indonesia. "Saya sudah minta waktu, mudah-mudahan ya," ujarnya.

Seperti diketahui, AS menerapkan kebijakan tarif resiprokal terhadap seluruh negara mitra dagangnya, termasuk Indonesia. Gedung Putih memutuskan untuk menerapkan tarif impor sebesar 32 persen bagi Indonesia. Hal itu berkaitan dengan relatif besarnya defisit perdagangan AS terhadap Indonesia yang dinilai menunjukkan adanya ketimpangan.

Terkait dengan itu, Indonesia memastikan akan mengambil jalur negosiasi dan tidak akan melakukan retaliasi terhadap Amerika. Sejauh ini, tarif tersebut belum berlaku setelah Presiden Trump memutuskan untuk melakukan jeda selama 90 hari. Hal itu menjadi kesempatan bagi Indonesia dan negara-negara lainnya untuk melakukan negosiasi dengan Amerika.

(fjo)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |