loading...
China telah menghentikan ekspor beberapa logam tanah jarang ke Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang yang semakin memanas. Foto/Dok
JAKARTA - China telah menghentikan ekspor beberapa logam tanah jarang ke Amerika Serikat (AS) di tengah perang dagang yang semakin memanas, seperti dilaporkan New York Times (NYT). Langkah ini menyusul keputusan Presiden AS Donald Trump yang secara drastis menaikkan tarif impor dari China dan negara-negara lain sejak awal bulan ini.
Pada 4 April, Kementerian Perdagangan China dan Administrasi Umum Bea Cukai mengumumkan pembatasan baru pada ekspor enam logam tanah jarang berat dan magnet khusus yang dibuat dengannya, yang hampir secara eksklusif ditambang di negara tersebut.
Bahan-bahan tersebut sangat penting dalam pembuatan kendaraan listrik, drone, rudal, dan chip komputer, dimana sekarang memerlukan lisensi ekspor khusus. Menurut NYT, sistem lisensi belum diterapkan dan penegakan saat ini bervariasi menurut pelabuhan.
Beberapa kantor bea cukai telah mengizinkan ekspor dengan batas minimal tanah jarang, sementara yang lain memerlukan pengujian untuk mengkonfirmasi kepatuhan. Eksekutif industri mengatakan, kepada surat kabar itu bahwa pengiriman tetap ditangguhkan pada akhir pekan.
CEO American Elements, Michael Silver mengatakan, kepada NYT bahwa perusahaannya baru-baru ini diberitahu bahwa lisensi dapat memakan waktu 45 hari untuk diproses. Ia juga menambahkan, bahwa perusahaannya telah dipaksa untuk membangun inventaris terlebih dahulu untuk memenuhi kontrak saat ini.
Ketua komite penasihat mineral kritis untuk Kantor Perwakilan Dagang AS, Daniel Pickard juga mengatakan kepada surat kabar itu, bahwa pengawasan ekspor dapat "memiliki efek besar untuk AS". Ia juga memperingatkan bahwa gangguan berkepanjangan dapat merusak reputasi China sebagai pemasok.
NYT juga mencatat bahwa pembatasan tersebut juga melarang perusahaan China bekerja sama dengan perusahaan AS yang masuk blacklist yang jumlahnya terus bertambah, terutama untuk kontraktor pertahanan. CEO MP Materials, James Litinsky mengatakan, bahwa langkah itu menimbulkan risiko serius bagi rantai pasokan militer AS.
Sebagai informasi pada awal bulan ini, Trump mengumumkan eskalasi tarif besar-besaran, hingga meningkatkan total bea masuk China menjadi 145%. Gedung Putih mengatakan, langkah-langkah itu ditujukan untuk mempromosikan manufaktur domestik dan mengatasi ketidakseimbangan perdagangan yang sudah berlangsung lama.