loading...
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menggelar forum bersama pelaku usaha untuk membahas dampak dari kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor terhadap produk Indonesia hingga 32 persen. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menggelar forum bersama pelaku usaha untuk membahas dampak dari kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang menaikkan tarif impor terhadap produk Indonesia hingga 32 persen. Kebijakan ini diumumkan pada 2 April lalu dan akan mulai berlaku pada 9 April 2025.
Berdasarkan pantauan SindoNews, pertemuan yang berlangsung di Gedung Ali Wardhana, Senin (7/4/2025) mulai pukul 10.00 WIB ini dihadiri oleh wakil menteri dan pimpinan asosiasi industri, seperti Shinta Kamdani. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan masukan dan merumuskan langkah strategis agar industri dalam negeri bisa tetap bertahan.
Airlangga menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membalas kebijakan tarif ini dengan tindakan serupa. Sebaliknya, Indonesia akan menempuh jalur diplomasi dan negosiasi agar tetap menjaga hubungan dagang yang baik dengan AS serta iklim investasi di dalam negeri.
"Seluruh industri akan kami libatkan agar kebijakan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sektor padat karya," ujarnya dalam keterangan resminya, Minggu (6/4).
Beberapa produk strategis Indonesia tetap dikecualikan dari tarif baru ini, seperti produk medis, baja, aluminium, mobil dan suku cadangnya, hingga tembaga dan semikonduktor.
Pemerintah juga tengah menjajaki peluang ekspor ke pasar Eropa sebagai alternatif, mengingat Eropa adalah pasar terbesar ketiga setelah Cina dan Amerika Serikat.
"Ini bisa menjadi peluang baru agar kita tidak hanya bergantung pada satu negara tujuan ekspor," tambah Airlangga.
Langkah ini diambil untuk memastikan ketahanan industri nasional tetap terjaga, khususnya sektor-sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki yang rentan terhadap gejolak pasar global.
(nng)