Perang India-Pakistan Memanas, S&P Global Peringatkan Soal Risiko Utang

13 hours ago 6

loading...

S&P Global Ratings memperingatkan eskalasi konflik antara India dan Pakistan berpotensi memperburuk risiko utang kedua negara. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - S&P Global Ratings memperingatkan bahwa eskalasi konflik antara India dan Pakistan berpotensi memperburuk risiko utang kedua negara. Lembaga pemeringkat kredit global ini menegaskan setiap perang berkecamuk dapat memberikan tekanan pada dukungan kredit pemerintah.

S&P memberikan peringkat 'BBB-' dengan prospek positif untuk India dan 'CCC+' dengan prospek stabil untuk Pakistan. Meskipun demikian, mereka tidak melihat dampak langsung terhadap peringkat utang pemerintah saat ini. S&P memproyeksikan ketegangan antara kedua negara akan tetap tinggi selama 2-3 minggu ke depan dengan kemungkinan terjadinya aksi militer yang lebih besar.

"Pecahnya permusuhan antara India dan Pakistan telah meningkatkan risiko kredit regional, terutama bagi kedua negara yang terlibat. Kami memperkirakan bahwa aksi-aksi militer yang intens hanya bersifat sementara, yang akan memberi jalan bagi periode konfrontasi yang lebih lama dan sporadis," ungkap S&P Global Ratings, seperti dikutip dari Business Standard, Jumat (9/5).

Baca Juga: Perang India-Pakistan, Ini Sejarah Keduanya Menjadi Negara Bersenjata Nuklir

India menyerang Pakistan sebagai respons terhadap pembantaian di Pahalgam, di mana 26 warga sipil tewas, termasuk turis, angkatan bersenjata India pada hari Rabu menghancurkan sembilan situs teror, termasuk yang terkait dengan Jaish-e-Mohammad dan Lashkar-e-Taiba di Pakistan dan Kashmir yang diduduki oleh Pakistan (PoK). Tindakan ini merupakan bagian dari Operasi Sindoor, yang diluncurkan India 15 hari setelah insiden tersebut.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menegaskan negaranya berhak memberikan balasan yang setimpal atas tindakan yang dianggap sebagai perang yang dipaksakan oleh India. Namun, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Asif, menyatakan Islamabad siap untuk meredakan ketegangan jika India juga bersedia untuk mengakhiri situasi yang memanas.

S&P juga mengharapkan India untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kuat, yang diharapkan dapat mendukung perbaikan fiskal secara bertahap. Sementara, pemerintah Pakistan diharapkan tetap fokus pada pemulihan ekonomi dan stabilitas fiskalnya. Kedua negara, menurut S&P, tidak memiliki insentif untuk membiarkan ketegangan saat ini berlarut-larut.

Pada pekan lalu, S&P memangkas proyeksi pertumbuhan India menjadi 6,3% dari 6,5% sebelumnya dengan alasan ketidakpastian kebijakan perdagangan AS. S&P memperingatkan konflik militer berkepanjangan dapat menggagalkan perbaikan metrik eksternal dan fiskal Pakistan serta menyulitkan India dalam menarik investor asing.

Baca Juga: Perbandingan Ekonomi India dengan Pakistan: Bak Langit dan Bumi

S&P menekankan situasi saat ini menimbulkan risiko salah perhitungan dan bentrokan yang tidak disengaja yang dapat meningkat di luar niat kedua belah pihak. Jika tidak ada de-eskalasi yang signifikan dalam beberapa minggu ke depan tekanan pada dukungan kredit pemerintah akan semakin memburuk.

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |