Trump Ingin Arab Saudi Tanam Duit Lebih Banyak di AS, Bidik Investasi Rp16.60 Triliun

10 hours ago 5

loading...

Jumlah investasi USD1 triliun atau setara Rp16.600 triliun yang dikejar Donald Trump saat mengunjungi Arab Saudi, setara dengan PDB kerajaan Saudi tahun lalu. Foto/Dok Reuters

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memulai kunjungannya ke Arab Saudi pada hari ini, Selasa (13/5/2025) dengan daftar keinginan investasi senilai USD1 triliun atau setara Rp16.600 triliun (kurs Rp16.600 per USD). Jumlah investasi yang dikejar Trump, setara dengan produk domestik bruto (PDB) kerajaan Saudi tahun lalu.

Sementara itu Putra Mahkota Arab Saudi menyodorkan tawaran investasi USD600 miliar selama masa kepresidenan kedua Trump. Meski begitu menurut ekonom, kedua angka tersebut jauh dari kata realistis.

Pasalnya Saudi mempunyai daftar mega proyek yang tentunya sangat mahal untuk dibiayai, sedangkan harga minyak yang jauh di bawah level yang diperlukan untuk membayarnya. Pada tahun ini defisit anggaran Arab Saudi membengkak menjadi lebih dari USD70 miliar tahun ini.

Baca Juga: Laba Raksasa Minyak Saudi Ambles 4,6%, Aramco Kantongi Rp426,7 Triliun

Saudi semakin banyak meminjam uang daripada meminjamkannya. Namun hal itu tidak menghentikan Pangeran Mohammed bin Salman, pemimpin de facto Saudi, untuk berjanji bakal berinvestasi USD600 miliar di Amerika Serikat pada awal Januari lalu, ketika Trump mulai menjabat.

Tidak lama setelah itu, Trump menyebutnya sebagai "pria yang fantastis". Kemudian presiden mengatakan dia akan meminta putra mahkota untuk membulatkan angka itu menjadi USD1 triliun. Dan menurunkan harga minyak -sumber kekayaan besar kerajaan- sebagai tambahan.

"Kami telah sangat baik kepada mereka," ujar Trump.

Para ekonom mengatakan, bahwa investasi Saudi di Amerika Serikat kemungkinan akan meningkat selama pemerintahan Trump, meski diprediksi tidak mungkin mendekati USD1 triliun.

Angka yang dicari oleh Trump melebihi nilai semua aset dalam dana kekayaan negara, yang bernilai sekitar USD925 miliar dan sebagian besar terikat pada kepemilikan domestik. "Saya tidak melihat bagaimana mereka bisa mendekati USD600 miliar, apalagi USD1 triliun," kata Tim Callen, seorang ekonom dan mantan kepala Dana Moneter Internasional untuk Arab Saudi.

Di sisi lain faktanya pada forum investasi utama yang diadakan oleh putra mahkota pada bulan Oktober, Kepala dana kekayaan kedaulatan Saudi, Yasir al-Rumayyan mengatakan, bahwa dia bertujuan mengurangi persentase aset dana yang diinvestasikan di luar negeri.

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |