BRICS Diserang Tarif Tinggi, India Ambil Sikap Lawan Proteksionisme AS

14 hours ago 6

loading...

Perdana Menteri India, Narendra Modi, berbicara pada KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, pada bulan Agustus 2023. FOTO/Reuters

JAKARTA - Kebijakan ekonomi proteksionis Amerika Serikat (AS) yang kian agresif di bawah Presiden Donald Trump kembali menjadi sorotan dunia. Melalui pengumuman tarif impor 10% untuk negara-negara anggota BRICS, serta ancaman tarif hingga 200% pada produk farmasi, AS diyakini sedang menekan blok ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di dunia, termasuk India.

Langkah tarif baru ini tidak hanya berdampak pada sektor perdagangan global, tetapi juga meningkatkan risiko terjadinya perang dagang antara AS dan India. BRICS merupakan blok yang menyumbang lebih dari 32% produk domestik bruto (PDB) dunia sekaligus lebih dari 40% populasi global.

Baca Juga: 150 Media dari 136 Negara Tingkatkan Kerjasama Global South melalui BRICS

Data Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat (USTR) menunjukkan nilai impor agregat AS dari negara-negara BRICS mencapai USD886 miliar. Dengan penerapan tarif 10%, beban bea masuk tambahan diperkirakan mencapai lebih dari USD88 miliar, berpotensi menghambat ekspansi ekonomi dan upaya negara-negara BRICS untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS.

Nasionalisme ekonomi yang menguat di bawah Trump terutama menargetkan ekspor farmasi India. Tahun 2024–2025, ekspor farmasi India ke AS tercatat sebesar USD9,8 miliar atau sekitar 30% dari total ekspor produk farmasi India. Tarif setinggi 200% dikhawatirkan akan melambungkan harga obat di pasar Amerika, mengganggu rantai pasok global, dan memicu kekurangan di sektor kesehatan AS.

Kenaikan harga ini diprediksi paling dirasakan oleh konsumen, terutama mereka yang menerima manfaat program kesehatan pemerintah seperti Medicare dan Medicaid. Negara bagian seperti Texas, California, dan Florida disebut menjadi wilayah terdampak signifikan, seiring tingginya nilai pengiriman obat dari India ke wilayah tersebut.

Eskalasi kebijakan tarif terhadap negara-negara BRICS tidak berhenti pada sektor farmasi. Ekspor tembaga India senilai USD2 miliar juga terancam tarif hingga 50%, di mana As menyumbang sekitar USD360 juta dari nilai ekspor itu. Sektor manufaktur utama di Gujarat dan Tamil Nadu pun kini menghadapi ancaman menurunnya daya saing akibat proteksionisme AS.

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |