Bursa Sepekan: IHSG Rontok, Kapitalisasi Pasar Amblas Rp724 Triliun

2 months ago 42

loading...

IHSG selama sepekan terkoreksi sebesar 5,16 persen, di mana Indeks komposit yang pada pekan ini jatuh ke 6.752,576. FOTO/Ilustrasi

JAKARTA - Bursa Efek Indonesia ( BEI ) selama sepekan perdagangan mencatatkan pelemahan yang cukup dalam di mana Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG ) jatuh lebih dari 5 persen.Aksi jual, terutama dari investor asing berimbas pada kapitalisasi pasar yang terpangkas hingga 5,87 persen, dari Rp12.319 triliun menjadi Rp11.595 triliun, atau kehilangan Rp724 triliundalam sepekan.

Data BEI, Sabtu (8/2/2025), menunjukkan rata-rata volume transaksi harian bursa sepekan ini mengalami lonjakan sebesar 26,60 persen menjadi 20,75 miliar saham, dibandingkan 16,39 miliar lembar pada pekan sebelumnya. Kenaikan ini juga sejalan dengan peningkatan rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 13,06 persen, mencapai 1,31 juta kali transaksi dari sebelumnya 1,16 juta kali transaksi.

Baca Juga

IHSG Ambruk Lagi, Ditutup Turun Nyaris 2% ke Level 6.742

Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian turut mengalami kenaikan sebesar 7,22 persen menjadi Rp12,08 triliun, dari Rp11,27 triliun pada pekan sebelumnya. Namun, di tengah naiknya aktivitas perdagangan tersebut IHSG terkoreksi cukup dalam sebesar 5,16 persen. Indeks komposit yang pada pekan lalu masih berada di level 7.109,196, kini terkoreksi ke posisi 6.752,576.

Pelemahan ini mencerminkan meningkatnya aksi jual yang dilakukan oleh pelaku pasar, terutama investor asing yang masih melakukan aksi net sell. Investor asing tercatat masih melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp3,8 triliun dalam sepekan. Alhasil angka ini mengakumulasi net sell asing sepanjang 2025 senilai Rp7,52 triliun.

Baca Juga

Palestina Tegaskan Bukan Proyek Investasi, Lahannya Tidak Dijual

Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin mengatakan, derasnya aliran dana yang keluar dari pasar saham saat ini sulit untuk dijelaskan dengan data-data ekonomi pendukung. Karena pada dasarnya sejumlah agenda ekonomi besar yang ada di pasar tidak memberikan ruang koreksi yang signifikan.

"Aksi jual ini lebih dipengaruhi oleh sentimen pasar yang dibayangi ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang," ujarnya.

(fjo)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |