loading...
Indonesia siap menghadapi pemberlakuan tarif baru Amerika Serikat (AS) sebesar 19% terhadap sejumlah produk asal Tanah Air. Foto/Dok
JAKARTA - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie menyatakan, Indonesia siap menghadapi pemberlakuan tarif impor baru Amerika Serikat (AS) sebesar 19% terhadap sejumlah produk asal Indonesia yang mulai efektif Kamis (7/8). Menurutnya, momen ini harus dijadikan kesempatan untuk memperkuat daya saing industri dan kapasitas produksi nasional.
“Saya rasa kita udah siap ya. Kita udah siap untuk yang dengan Amerika (tarif 19 persen),” ujar Anindya saat ditemui di Hotel Aryaduta Menteng.
Ia menekankan bahwa kunci utama dalam merespons perubahan kebijakan dagang ini adalah dengan meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri. Langkah tersebut, kata Anindya, akan mendorong potensi relokasi pabrik dari negara tetangga ke Indonesia, yang pada akhirnya berdampak pada penciptaan lapangan kerja dan peningkatan investasi.
Baca Juga: Berapa Tarif Impor Trump ke Malaysia? Nilai Kesepakatan Capai Rp2,45 Kuadriliun
“Malah sekarang kuncinya bagaimana meningkatkan kapasitas produksi. Karena dengan kita lebih kompetitif dengan negara tetangga, kita harusnya bisa mendapatkan mentahan relokasi dari pabrik-pabrik lain,” jelasnya.
Lebih jauh, Anindya optimistis, bahwa sektor ekspor Indonesia seperti tekstil, garmen, alas kaki, dan elektronik akan mendapat momentum untuk tumbuh lebih besar. Ia memperkirakan, dalam lima tahun ke depan, nilai perdagangan Indonesia-Amerika Serikat bisa melonjak dua kali lipat.
“Saya rasa saya gak kaget kalau perdagangan Indonesia-Amerika yang sekarang 40 miliar dolar, nanti ke depannya dalam 5 tahun bisa double ke 80 miliar dolar (setara Rp1,2 Kuadriliun). Memang jadinya 40-40, tapi kan 40 lebih besar daripada hari ini 28 miliar,” tegasnya.