loading...
Peluncuran AI Talent Management di Malaysia ini menjadi bagian dari agenda ACT Executive Talk yang bertajuk Artificial Intellegence (AI) and Workforce Agility. Foto/Dok
JAKARTA - Fenomena gig economy terus berkembang di era transformasi digital , ketika internet membuat jarak antara pemberi dan penerima kerja tidak lagi jadi batasan. Hal ini menjadi sorotan dalam paparan Pendiri ESQ Corp, Ary Ginanjar saat ACT Executive Talk bertajuk " Artificial Intellegence (AI) and Workforce Agility".
“Kita berada di era Industry 5.0 (Personalization Humanization), era digital, dari sinilah lahir gig economy. Dimana sumber daya manusia (SDM) kita bekerja tidak lagi ingin di kantor, ingin fleksibel bekerja dimana pun, lalu 3 sampai 6 bulan kemudian resign. Tentu itu cukup menguras waktu untuk memonitor SDM ,” jelas Ary Ginanjar.
Untuk itu, Ary Ginanjar memberikan solusi melalui Gig Leadership Model, adalah sebuah konsep seperti rumah yakni terdapat fondasi, tiang, dan atap.
“Perkuat fondasi atau Strength and Agility Through Grand Why. Lalu ditopang dengan 2 tiang Accuracy in Selecting dan Speed Through AI. Setelah itu, dinaungi oleh atap yaitu knowledge dan skill,” tutur Ary Ginanjar.
"Kita harus perkuat fondasinya, perkuat niat setiap SDM dengan Grand Why (mengetahui makna dan tujuan dalam hidup). Grand Why, alasan luhur kita bekerja hanya untuk pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa, sehingga totalitas tanpa batas,” imbuhnya.
Ia juga menerangkan, bahwa dengan mengetahui Talent DNA setiap SDM akan diposisikan pada tempat yang tepat sesuai bidangnya dan memiliki semangat yang berkobar “onfire” dalam bekerja tanpa diperintah, serta akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara eksponensial.
“Apalagi Talent DNA-nya ini berbasis AI atau yang kita kenal AI Talent Management. Semua itu akan lebih lengkap jika SDMnya juga dibekali kompetensi yang mumpuni," ungkap Ary Ginanjar.
Masih menurut Ary Ginanjar, momentum ini menjadi bersejarah bagi ACT Consulting International anak perusahaan ESQ, resmi melaunching AI Talent Management di Negeri Jiran Malaysia. Ini adalah langkah besar untuk membawa solusi AI dalam pengelolaan talenta ke level internasional.
“Kenapa di Malaysia? Karena begitu banyak syarikat termasuk GLC atau BUMN Malaysia yang antusias menyambut serta menggunakan solusi inovatif ini untuk mengelola SDM mereka,” ungkap Ary Ginanjar
“Berbagai syarikat termasuk GLC atau BUMN Malaysia mereka mempergunakan konsep atau tools AI TalentDNA di dalam rekrutmen, seleksi dan mutasi dengan kecepatan yang sangat tinggi, dengan ketepatan yang sangat akurat,” tambahnya.