loading...
Bukan rahasia lagi bahwa aplikasi pinjol yang telah berubah nama jadi pinjaman daring (pindar) akan meminta akses kamera, lokasi, hingga mikrofon. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ungkap sebabnya. Foto/Ilustrasi
BANDUNG - Bukan rahasia lagi bahwa aplikasi pinjaman online (pinjol) yang telah berubah nama menjadi pinjaman daring (pindar) akan meminta akses kamera, lokasi, hingga mikrofon perangkat agar bisa digunakan. Hal ini pun membuat banyak pengguna khawatir atas keamanan datanya.
Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) , Entjik S Djafar menerangkan, permintaan akses kamera, lokasi, hingga mikrofon sebenarnya sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Entjik justru mempertanyakan keamanan aplikasi pinjaman tunai yang tidak meminta akses terhadap tiga fitur tersebut, karena menurutnya hal itu memang sengaja dilakukan untuk proses verifikasi data pengguna.
Sambung Entjik menjelaskan, kamera digunakan untuk mendeteksi apakah data yang dimasukan sudah sesuai dengan individu pemohon peminjam dana. Akses terhadap fitur kamera ini disebut Entjik hanya digunakan saat pertama pengajuan pendanaan.
Sementara akses lokasi diperlukan untuk memastikan kreditur tidak lari dari tanggungjawab, dan fitur mikrofon digunakan untuk memastikan bahwa pemohon bukanlah robot.
"Kamera tentunya untuk mendeteksi bahwa si pengguna ini benar dia. Terus locationnya, kita juga mesti tahu dia di lokasi mana. Terus, mikrofon itu untuk liveness juga, bahwa ini live, bukan robot," ujarnya dalam acara AFPI Journalist Workshop and Gathering di Bandung, Rabu (22/1/2025).
Lebih jauh Entjik menyatakan, permintaan tiga akses fitur ini jauh lebih ramah dibanding dengan skema yang dilakukan pinjaman online. Menurutnya, pinjaman online cenderung lebih luas dalam mengakses data, bahkan hingga ke foto dan video.
"Nah, itu yang membedakan pinjaman daring dan pinjaman online. Kalau pinjaman online, bebas-bebas aja. Yang namanya bajingan kan bebas. Dia ambil data untuk dijadikan senjata, untuk teror. Bahkan dia bikinin group WhatsApp. Ini sangat berbahaya," tegasnya.
(akr)