loading...
Kehadiran bank umum syariah (BUS) hasil pernikahan UUS BTN dengan Bvis bisa kehilangan momen jika terlalu banyak prosedural yang harus dilalui dalam pemenuhan ijin dari regulator. Foto/Dok
JAKARTA - Mimpi besar Indonesia, sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, untuk memiliki industri perbankan syariah yang tumbuh signifikan nampaknya harus tertahan. Pasalnya, proses spin-off beberapa unit usaha syariah (USS) belum menunjukkan perubahan yang berarti. Proses perizinan dinilai menjadi salah satu penyebab utama, padahal langkah spin-off diwajibkan oleh para regulator.
Salah satu proses spin-off yang masih terpantau mandek yakni BTN Syariah . Jadwal Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang direncanakan pada 18 Agustus 2025, harus mundur tanpa informasi pasti kapan agenda tersebut akan dilakukan.
Mengutip pernyataan Direktur Utama PT Bank Victoria Syariah (BVIS), Dery Januar menerangkan, bahwa proses untuk terbentuknya BUS tersebut harus dimulai dengan RUPSLB yang akan diselenggarakan pada Agustus tahun ini. RUPSLB inilah nanti yang akan memutuskan langkah selanjutnya menuju spin off yang harus pula diputuskan dalam RUPSLB BTN dan juga BVIS. Setelah itu, operasional bank umum syariah (BUS) tersebut dapat berjalan yang diharapkan paling cepat pada November 2025.
Baca Juga: Istana Restui Spin Off, UUS BTN Siap Beroperasi sebagai Bank Umum Syariah
Direktur Center Banking Crisis, Deni Daruri mengkhawatirkan, kehadiran BUS hasil pernikahan UUS BTN dengan Bvis bisa kehilangan momen jika terlalu banyak prosedural yang harus dilalui dalam pemenuhan ijin dari regulator.
Deni mengakui bahwa proses tersebut harus dilakukan dengan tata kelola (governance) yang baik. Namun, dia berharap agar proses menuju kesana tidak berbelit-belit, contohnya pemenuhan salah satu aspek yang pada akhirnya menyita waktu panjang.