loading...
Subholding Upstream Pertamina Group sepanjang tahun 2024 mencatatkan produksi minyak 556 MBOPD dan gas bumi 2,8 BSCFD. FOTO/Ilustrasi
JAKARTA - Subholding Upstream Pertamina, PT Pertamina Hulu Energi ( PHE ), sepanjang tahun 2024 mencatatkan produksi rata-rata dalam setahun sebesar 556.000 barel minyak per hari (BOPD) dan gas bumi 2,8 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Capaian itu disebut sebagai wujud komitmen perusahaan dalam menyukseskan swasembada energi yang dicanangkan pemerintah dalam 8 program Asta Cita.
Dalam keterangan resminya, Jumat (3/1/2025), PHE menegaskan bahwa upaya mencapai swasembada energi ini dilakukan dengan terus meningkatkan realisasi produksi minyak dan gas bumi Subholding Upstream Pertamina Grup.
Terkait capaian di 2024, dijelaskan bahwa produksi tersebut merupakan kontribusi dari 5 regional yang berada di wilayah kerja operasional Subholding Upstream. Untuk pencapaian produksi minyak, Regional 1 (Sumatera) menyumbang produksi sebesar 203.000 barel minyak per hari (BOPD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 54.000 BOPD; Regional 3 (Kalimantan) 58.000 BOPD; Regional 4 (Indonesia Timur) 85.000 BOPD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) 156.000 BOPD.
Untuk pencapaian produksi gas bumi, Regional 1 (Sumatra) menyumbang angka produksi sebesar 823 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara Regional 2 (Jawa) sebesar 356 MMSCFD; Regional 3 (Kalimantan) 622 MMSCFD; Regional 4 (Indonesia Timur) 653 MMSCFD; dan Regional 5 (wilayah operasi di luar negeri) 375 MMSCFD.
Guna mendukung swasembada energi nasional, Subholding Upstream Pertamina secara intensif melakukan kegiatan bor pengembangan, work over (WO) dan well intervention well services (WIWS). Hingga akhir Desember 2024 jumlah bor pengembangan yang berhasil diselesaikan mencapai 814 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 801 sumur.
Sementara jumlah sumur work over yang berhasil diselesaikan hingga akhir tahun 2024 sebanyak 919 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 844 sumur. Sedangkan untuk pengerjaan well intervention well services (WIWS), hingga akhir 2024 jumlahnya mencapai 33.687 pekerjaan atau meningkat dibandingkan pencapaian tahun 2023 sebanyak 31.686 pekerjaan.
Selain itu, telah dilakukan sejumlah inisiatif untuk meningkatkan angka produksi. Pengembangan hasil reinterpretasi subsurface baru seperti yang dilakukan di Gunung Kemala dengan average initial production 735 BOPD.
Inisiatif lainnya adalah pengembangan sumur stepout/nearfield/interfield untuk memperoleh potensi hidrokarbon di area baru, salah satunya di Lembak-Kemang-Tapus dengan initial production di angka 1.700 BOPD. Kemudian, implementasi teknologi komplesi berupa multi stage fracturing (MSF) di sumur horizontal lapangan Kotabatak yang berhasil meningkatkan produksi sumur dengan dengan initial production di 523 BOPD.