Transformasi KAI Berhasil Layani Ratusan Juta Penumpang Pascapandemi

12 hours ago 6

loading...

KAI meluncurkan buku Masinis yang Melintasi Badai mengisahkan perjalanan Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam memimpin perusahaan di tengah krisis pandemi. FOTO/dok.SindoNews

JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI membuktikan ketangguhannya dalam menghadapi pandemi Covid-19 sebagai momentum transformasi layanan perkeretaapian nasional. Kisah kepemimpinan dan perubahan ini diabadikan dalam buku "Masinis yang Melintasi Badai" mengisahkan perjalanan Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dalam memimpin perusahaan di tengah krisis.

Didiek Hartantyo resmi menjabat sebagai Direktur Utama KAI pada 8 Mei 2020, saat pandemi mulai melanda Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, KAI berhasil menjaga operasional, melindungi lebih dari 25.000 karyawan dan mempertahankan kepercayaan pelanggan.

Baca Juga: KAI Gandeng Jerman Percepat Digitalisasi dan Transportasi Hijau

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengatakan buku ini tidak hanya menceritakan sisi personal seorang pemimpin, tetapi juga semangat kolaborasi yang mengubah KAI menjadi tulang punggung mobilitas masyarakat.

"Buku ini adalah simbol keberanian menghadapi tantangan besar. Pak Didiek bukan hanya pemimpin di ruang rapat, tapi juga turun langsung ke lapangan menyatu dengan para pegawai," ujar Anne dalam rangkaian acara peluncuran buku, di Jakarta, Jumat (16/5).

Pandemi menjadi ujian berat bagi KAI, namun juga menjadi katalis percepatan transformasi. Menteri BUMN Erick Thohir menyebut buku ini sebagai catatan penting sejarah KAI.

"Pandemi adalah ujian transformasi yang berhasil dilalui. Peningkatan jumlah layanan dan kualitasnya adalah bukti nyata. Tantangan ke depan adalah memastikan transformasi ini berkelanjutan," tegas Erick.

Baca Juga: Perluas Jangkauan, KAI Logistik Tambah 43 Titik Layanan Baru

Hasilnya, KAI mencatat 371,54 juta penumpang pada 2023, dengan rata-rata 35 juta orang per bulan menggunakan kereta api pada 2024, membuktikan perannya sebagai transportasi andalan masa depan. Buku ini juga menampilkan sisi humanis kepemimpinan Didiek Hartantyo, yang tak hanya berpikir strategis tetapi juga turun ke lapangan, mulai dari rel kereta, bengkel Balai Yasa hingga lorong stasiun.

"Adaptasi, transformasi, dan keberlanjutan adalah tiga pilar yang membuat KAI tetap relevan dan tangguh," tambah Anne.

Peluncuran buku ini sekaligus mendukung penguatan literasi nasional. Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) 2024 mencatat skor 73,52, melampaui target 71,4, menunjukkan peningkatan minat baca masyarakat.

(nng)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |