Trump Picu Perang Dagang, Ini Dampaknya Jika China Cs Melancarkan Balasan

1 week ago 12

loading...

Deutsche Bank memproyeksikan dampak perang dagang yang dipicu Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Donald Trump. FOTO/Reuters

JAKARTA - Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melanjutkan penerapan tarif baru seperti tarif dasar universal 10% dan bea masuk 60% untuk impor dari China tidak hanya akan menghambat perekonomian global tetapi juga dapat berdampak signifikan terhadap perekonomian AS, menurut laporan dari Deutsche Bank.

Laporan tersebut menyoroti perang tarif ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lebih lambat dan potensi ketegangan perdagangan. Laporan tersebut mencatat tarif-tarif ini dapat menyebabkan penurunan yang signifikan pada Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS terutama jika mitra dagang melakukan pembalasan.

Data laporan tersebut juga menyoroti tarif universal 10% diperkirakan akan mengurangi PDB sebesar 0,16% hingga 0,50%, dengan kerugian yang lebih besar diperkirakan terjadi dalam skenario pembalasan.

Baca Juga

China Tanggapi Gembar-Gembor Trump Soal Tarif, Perang Dagang Baru Dimulai?

Sebagai contoh, Moody's memproyeksikan penurunan PDB sebesar 1,04% pada 2025, yang dapat memburuk menjadi 3,61% pada tahun 2028. Peterson Institute memperkirakan penurunan PDB berkisar antara 0,36% hingga 0,07% selama satu dekade, tergantung pada tingkat pembalasan.

Di bawah pemerintahan Trump 2.0 kebijakan-kebijakan ini dapat menyebabkan harga-harga konsumen yang lebih tinggi, memanasknya hubungan perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

"Tarif yang lebih tinggi menekan pendapatan riil dengan menaikkan harga, sehingga mengurangi belanja konsumen. Tarif pembalasan dari negara-negara mitra dapat menekan ekspor dan output AS," tulis laporan tersebut dilansir dari Asian News International, Selasa (28/1/2025).

Meskipun tarif tersebut dapat memberikan pendapatan bagi perekonomian AS, dampak ekonomi secara keseluruhan dapat merugikan industri yang bergantung pada impor dan ekspor, menciptakan tantangan bagi bisnis dan konsumen. Laporan tersebut juga menambahkan bahwa tarif yang lebih tinggi yang menargetkan impor China akan semakin memperburuk kerugian ekonomi.

Bea masuk sebesar 60% untuk barang-barang China dapat menurunkan PDB sebesar 0,19% hingga 0,43%, dengan tarif tambahan untuk Meksiko yang akan memperbesar dampaknya. Menggabungkan tarif universal 10% dengan bea masuk 60% untuk impor China dapat menyebabkan penurunan PDB hingga 1,2% dengan pembalasan seperti yang disebutkan dalam data laporan tersebut.

Baca Juga

Sering Umbar Ancaman, Trump Justru Memicu Keinginan Dedolarisasi

Meskipun terjadi perlambatan ekonomi, tarif ini dapat meningkatkan pendapatan pemerintah dalam jangka pendek. Tarif universal sebesar 10% dapat menghasilkan USD2,4 triliun selama 10 tahun tanpa pembalasan, tetapi turun menjadi USD2,0 triliun dengan pembalasan.

Tarif 20% dapat meningkatkan USD3,3 triliun tanpa pembalasan dan USD2,8 triliun jika mitra dagang merespons. Demikian pula, tarif yang menggabungkan dasar 10% dan 60% untuk impor China dapat menghasilkan USD 2,6 triliun tanpa pembalasan dan USD2,2 triliun dengan pembalasan. Jadi, pertimbangan yang cermat sangat penting untuk menyeimbangkan keuntungan pendapatan dengan konsekuensi ekonomi yang lebih luas.

(nng)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |