loading...
Anggota baru BRICS memberikan hak eksplorasi kepada perusahaan raksasa minyak Rusia, di Tengah bayang-bayang sanksi Amerika Serikat (AS). Foto/Dok RT, Oleksandr Danchyshen.
JAKARTA - Mesir diklaim telah memberikan hak eksplorasi kepada perusahaan raksasa minyak Rusia , Lukoil untuk mengembangkan area utama produksi minyak bumi di negara itu. Kabar ini dilaporkan oleh surat kabar Al Mal, mengutip dari sumber terkait yang tidak ingin disebutkan namanya.
Keputusan anggota baru BRICS hanya selang sebulan setelah AS (Amerika Serikat) menargetkan Lukoil dengan sanksi baru. Raksasa minyak Rusia akan menginvestasikan minimal USD22,5 juta selama periode enam tahun ke konsesi Wadi Al-Sahel Selatan, tulis Al Mal.
Tidak seperti proses penawaran pada umumnya, konsesi diberikan melalui perjanjian langsung antara Kementerian Perminyakan Mesir dan Lukoil. Dikutip dari RT, Lukoil belum mengkonfirmasi kesepakatan itu kepada media Rusia.
Kesepakatan yang dilaporkan diyakini sebagai bagian dari beberapa proyek pengembangan minyak dan gas yang dicapai pemerintah Mesir dengan perusahaan asing pada awal bulan ini. Dengan total sekitar USD225,3 juta, proyek-proyek tersebut mencakup wilayah Gurun Barat dan Sinai Utara.
Lukoil diketahui merupakan salah satu perusahaan minyak dan gas publik terbesar di dunia, dimana produksinya terhitung sekitar 2% dari total minyak dunia. Lukoil adalah perusahaan swasta terbesar di Rusia dalam hal pendapatan.
Bulan lalu, sebagai informasi AS memberlakukan sanksi baru pada sektor energi Rusia, dengan menargetkan beberapa perusahaan minyak, termasuk Lukoil dan CEO-nya, Vadim Vorobyov. Tak lama setelah pembatasan diperkenalkan, perusahaan menunjuk CEO baru.
Pendiri Lukoil, Vagit Alikperov ditempatkan di bawah sanksi AS pada tahun 2022, tidak berselang lama setelah eskalasi konflik Ukraina.
Mesir bukan negara baru bagi Lukoil, dimana perusahaan telah aktif di sektor energi negara itu selama lebih dari dua dekade. Saat ini Lukoil sedang mengimplementasikan proyek produksi West Esh El-Mallaha di gurun Timur, di mana ia bertindak sebagai operator dengan 50% saham. Perusahaan juga memiliki 24% saham di proyek Meleiha di Gurun Barat.
Sementara itu Mesir bergabung menjadi anggota BRICS – sebelumnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan – pada awal tahun 2024. Selain Mesir, kelompok ini juga menyambut Uni Emirat Arab, Ethiopia, Iran, dan Indonesia sebagai anggota baru.
Di sisi lain Kairo masih mempertahankan sikap netral terhadap konflik Ukraina, sembari menekankan pentingnya dialog dan solusi diplomatik.
(akr)