loading...
Nilai kekayaan alam Rusia mencapai USD100 triliun yang setara Rp1.578,631 triliun (Rp1,57 kuintiliun), dimana dua kali lipat dari AS. Foto/Dok
MOSKOW - Nilai kekayaan alam Rusia mencapai USD100 triliun yang setara Rp1.578,631 triliun (Rp1,57 kuintiliun), dimana dua kali lipat dari AS (Amerika Serikat). Klaim ini dilontarkan oleh bos perusahaan raksasa minyak Rosneft, Igor Sechin dalam sebuah forum ekonomi di Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Kamis (5/12/2024) waktu setempat.
Sechin menggambarkan Arktik sebagai " harta karun sumber daya alam," yang tidak hanya bernilai untuk Rusia, tetapi juga bagi dunia. Menurut bos Rosneft asal Rusia tersebut, lebih dari 20% cadangan minyak dan gas alam planet yang belum ditemukan berada di Arktik, sementara Arktik Rusia mengandung 80% dari cadangan tersebut.
"Hal ini menjadi beban tanggung jawab yang besar pada Rusia," kata Sechin kepada Forum Ekonomi Eurasia Verona di kota Ras Al-Khaimah.
Ia juga menambahkan, kutub Utara harus benar-benar bebas dari konflik dan campur tangan asing, mengingat pentingnya kawasan ini untuk keamanan energi seluruh Eurasia.
Delapan negara membentang ke Kutub Utara, termasuk Rusia. Tujuh negara lainnya – Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia, dan AS – semuanya adalah anggota NATO.
Delapan negara membentuk apa yang disebut Dewan Arktik, sebuah kelompok yang mempromosikan kerja sama regional dan yang mandatnya secara eksplisit mengecualikan keamanan militer.
Pada awal bulan ini, Kementerian Pertahanan Norwegia mengumumkan rencana mendirikan pusat perang Arktik dan amfibi NATO yang baru untuk melatih marinir AS, Inggris, dan Belanda. Pengumuman itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara blok militer pimpinan AS dan Rusia atas konflik Ukraina.
Hub baru itu akan dibuat beberapa ratus kilometer dari pelabuhan strategis Rusia Murmansk, yang merupakan pangkalan militer dan angkatan laut utama, dan diperkirakan bakal beroperasi penuh di tahun 2026.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov sempat mengatakan, pada bulan September lalu bahwa negara-negara NATO tampaknya mengincar ekspansi ke Kutub Utara. Terkait hal itu, Ia bersumpah bahwa Moskow akan melindungi kepentingannya di wilayah tersebut.
(akr)