Kepala Bappenas: Bangun Sistem Pangan yang Kuat Melalui Kolaborasi

3 weeks ago 15

loading...

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy saat menjadi pembicara kunci di acara JAPFA for Indonesia Emas 2045. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - Di tengah meningkatnya tekanan global terhadap ketahanan pangan , yang dipicu oleh pertumbuhan populasi, perubahan iklim, dan ketidakpastian geopolitik, memperkuat ekosistem pangan menjadi kunci untuk mencapai tujuan ketahanan pangan jangka panjang Indonesia.

Japfa, sebagai sebagai produsen protein hewani di Asia, menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung pengembangan sistem pangan yang tangguh, berkelanjutan, dan inklusif. Hal ini menjadi topik diskusi di acara JAPFA for Indonesia Emas 2045: Nurturing Collaboration in Food Security.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk membangun sistem pangan yang kuat.

"Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat," ujar Rachmat saat menjadi pembicara kunci di acara JAPFA for Indonesia Emas 2045: Nurturing Collaboration in Food Security, dikutip pada Jumat (6/12/2024).

Baca Juga

Dukung Swasembada Pangan, Garut Kembangkan Budidaya Kentang Dataran Tinggi

Rachmat menekankan pentingnya transformasi pangan untuk mencapai swasembada pangan, keberlanjutan ekologi, dan peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Mentransformasi sistem pangan menuju keberlanjutan, ketahanan, dan mendorong ruang yang inklusif adalah kunci yang sama untuk ketahanan pangan.

"Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk berpartisipasi aktif dan berkolaborasi dalam memperkuat dan mengembangkan sistem pangan yang tangguh, berdaulat, dan berkelanjutan untuk generasi sekarang dan generasi mendatang," jelas Rachmat.

Direktur Utama Japfa, Renaldo Santosa menjelaskan, Japfa telah lama memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia dan kawasan.

"Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti membangun ekosistem nasional yang tangguh yang menjamin akses terhadap makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. Ini adalah momen yang krusial bagi kita untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini. Dengan menetapkan kebijakan yang jelas, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, membuka potensi Ekonomi Biru, serta memprioritaskan kesehatan dan gizi generasi muda, kita dapat membantu mewujudkan visi Indonesia dalam ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan pertumbuhan ekonomi," jelas Renaldo.

Baca Juga

Kementan Buka Pendaftaran Brigade Swasembada Pangan, Pendapatan Rp10 Juta Sebulan

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengungkapkan, pemerintah harus melakukan intervensi guna meningkatkan potensi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak.

"Badan Gizi Nasional sebagai tulang punggung utama penciptaan generasi emas 2045, didukung oleh lembaga negara lain membangun arsitektur digital untuk mengontrol penggunaan anggaran sesuai tujuan dan memastikan semua upaya menuju Indonesia emas 2045 tercapai," kata Dadan.

Dadan menambahkan, Sirkulasi Ekonomi Desa (CEV) menjadi blueprint bagi narasi pembangunan ekonomi dan lingkungan di tingkat desa. Program ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru di berbagai sektor, seperti pertanian, energi terbarukan, logistik, dan pengolahan makanan.

(nng)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |