LPG Selalu Jadi Beban Subsidi, Pemerintah Perlu Perluas Infrastruktur Jargas

3 weeks ago 23

Kamis, 13 Februari 2025 - 14:03 WIB

loading...

LPG Selalu Jadi Beban...

Beban subsidi akibat ketergantungan LPG impor yang konsumsinya terus bertambah. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - Upaya mempercepat perluasan dan pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (Jargas) perlu segera diwujudkan. Dalam jangka pendek, langkah ini akan membantu perekonomian negara akibat terus membengkaknya beban keuangan akibat ketergantungan LPG (elpiji) impor yang konsumsinya terus bertambah.

"Secara policy, setuju untuk Jargas ini segera diakselerasi. Terutama di kota-kota besar yang secara penduduknya banyak dan beragam tingkat ekonominya," ucap Ekonom Universitas Indonesia (UI) Berly Martawardaya pada Kamis (13/2/2025).

Secara realistis, Berly yang juga ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Jargas tidak akan langsung menggantikan eksistensi LPG. Akan tetapi penting untuk segera dijalankan peningkatan infrastrukturnya sehingga mengurangi ketergantungan terhadap LPG yang bersumber dari impor.

Baca Juga

Subsidi LPG 3 Kg Tak Tepat Sasaran Sampai Rp26 Triliun per Tahun

Jargas bisa mengoptimalkan sumber energi gas bumi di dalam negeri sehingga positif secara jangka panjang. Sekalipun biaya investasi di awal untuk pembangunan infrastrukturnya tidak murah.

"Investasi awal mahal artinya sebagai Capex (Capital expenditure/belanja modal) tapi nanti Opex (Operational expenditure/belanja operasional)nya rendah. Menghemat secara jangka panjang. Dalam 5 tahun sudah terlihat penghematannya," jelasnya.

Komitmen penuh dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk memperluas pemanfaatan Jargas supaya terjadi kesepahaman dan keselerasan dengan pemerintah daerah (Pemda). Perbedaan kebijakan di Pemda, menurutnya, kerap menjadi hambatan pembangun infrastruktur termasuk untuk energi.

"Yang belum saya lihat ini memang pemda atau pemerintah kota juga harus support. Ini yang seringkali jadi tantangan. Jadi planning-nya ini harus matang," ucapnya.

Baca Juga

Subsidi Tak Efektif Dongkrak Daya Beli, Stok Motor Listrik Numpuk di Dealer

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa ketergantungan terhadap LPG impor merupakan salah satu permasalahan utama di sektor energi. Sebab kemampuan produksi LPG di dalam negeri hanya 1,4 juta ton sedangkan konsumsinya mencapai 8 juta per ton per tahun.

Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari

Follow

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!

Baca Berita Terkait Lainnya

Begini Strategi DVLA...

13 menit yang lalu

Aturan Beli Token Listrik...

26 menit yang lalu

Perdana! Freeport Indonesia...

38 menit yang lalu

LPG Selalu Jadi Beban...

1 jam yang lalu

Efisiensi Anggaran,...

1 jam yang lalu

Uni Emirat Arab Siap...

3 jam yang lalu

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |