Nyiksa Rakyat, Prabowo Didesak Copot Bahlil Ganti Menteri ESDM

21 hours ago 4

loading...

Amarah warga pecah saat antre beli LPG 3 kilogram (kg) di Jalan Palem Raya, Cibodasari, Cibodas, Kota Tangerang Selasa (4/2). Mereka meminta Presiden Prabowo mencopot Bahlil Lahadalia dari Menteri ESDM. FOTO/Ist

TANGERANG - Amarah warga pecah saat antre beli LPG 3 kilogram (kg) di Jalan Palem Raya, Cibodasari, Cibodas, Kota Tangerang Selasa (4/2). Pasalnya kebijakan pembelian LPG 3 kg dari pangkalan ini menimbulkan antrean panjang dan wajib memenuhi persyaratan sebelum melakukan transaksi.

Ruwetnya kebijakan distribusi LPG 3 kg dianggap telah menyiksa rakyat. Salah seorang Warga Cibodas, Tangerang, Bonar mendesak Presiden Prabowo untuk mengganti Bahlil Lahadalia selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebagai pengampu kebijakan terkait distribusi LPG bersubsidi. Sebab, gas merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

"Kalau ada barangnya tidak antre saya, Rp22-Rp25 ribu saya beli, ini tidak ada barangnya. Kalau bisa mah menteri saja dicopot, bilangin Prabowo bagaimana nih anak buah lo," ujar Bonar kepada SINDOnews di lokasi antrean.

Bonar mengaku telah antre sejak jam 7 pagi untuk mendapatkan LPG 3 kg di pangkalan. Namun hingga pukul 11.00 WIB lebih gas tersebut belum kunjung didapatkan. Pemakaian gas Bonar sendiri untuk kebutuhan masak sehari-hari. Sehingga akan sangat merepotkan jika harus antre membeli gas setiap saat.

"Kalau saya beli gas untuk sehari-hari. Saya sih mending beli di eceran, harga lebih mahal tidak apa-apa, daripada antre begini," tambahnya.

Baca Juga

Langka di Mana-mana, Ini Syarat Beli LPG 3 Kg di Pangkalan Resmi

Warga Tangerang lain, Peris juga melontarkan nada yang sama akan ketidaknyamanan ini, karena harus antre hanya untuk membeli LPG 3 kg. Peris mengaku, sudah antre lebih dari 1 jam hari ini tapi belum juga mendapatkan LPG 3 kg.

Menurut dia, lebih nyaman membeli di warung keolontong meski harga jualnya lebih dari Rp19 ribu. Sebab, di warung eceran Peris biasa membeli gas elpiji bisa langsung diantar ke rumah bahkan dipasangkan oleh penjual gas eceran.

"Ini sudah lebih 1 jam antre, kalau harga memang lebih murah di sini (pangkalan), kalau pengecer biasa harga itu Rp22-Rp23 ribu, kalau di sini (pangkalan) Rp19 ribu. Kalau saya pilih di warung saja, kecuali di sini tidak antre, kalau antre mending di warung saja," ungkapnya.

Warga lain, Siti juga mengeluhkan hal sama terkait panjangnya antrean pembelian gas di pangkalan. Pemakaian gas Siti sendiri untuk mendukung aktivitas jualan kue kering di pasar. Ketika mendapatkan gas susah, maka berdampak pada kerugian secara ekonomi yang dialaminya.

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |