Trump Tutup Pintu Negosiasi Tarif dengan 150 Negara, Bagaimana Nasib Indonesia?

7 hours ago 3

loading...

Presiden AS Donald Trump bakal menutup kemungkinan setiap negara untuk mencari kesepakatan perdagangan dengan AS. Foto/Dok RT, AFP

JAKARTA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, bakal memperbarui tarif bagi 150 negara dalam beberapa pekan mendatang. Sekaligus menandakan ditutupnya kemungkinan setiap negara untuk mencari kesepakatan perdagangan dengan AS.

Seperti diketahui sejak 2 April lalu yang disebut oleh presiden AS sebagai 'Hari Pembebasan', Washington memberlakukan tarif dasar 10% pada semua barang impor dan biaya tambahan pada negara-negara seperti China, Meksiko, dan Kanada dengan alasan ketidakseimbangan perdagangan.

Saat itu Presiden AS membuka kemungkinan bahwa Gedung Putih masih terbuka untuk melakukan perundingan kesepakatan dengan semua mitra dagangnya dalam beberapa minggu, mendatang. Namun saat ini, Gedung Putih diyakini bakal menetapkan syarat secara sepihak mengenai seputar tarif.

Baca Juga: AS-China Sepakat Turunkan Tarif Impor, Ini 5 Poin Pentingnya

Berbicara saat pertemuan bisnis di Arab Saudi, Trump menyatakan bahwa AS akan memberlakukan tarif baru "dalam dua hingga tiga minggu ke depan."

Washington telah didekati oleh sejumlah besar pemerintah yang meminta negosiasi tarif , tidak terkecuali dengan Indonesia. Namun Trump menekankan, "tidak mungkin untuk bertemu dengan semua orang, ketika pada saat yang sama ada 150 negara yang ingin membuat kesepakatan,".

Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick akan bertanggung jawab untuk mengirimkan surat yang merinci tarif baru kepada masing-masing negara. Trump menekankan, tarif baru ini “akan sangat adil, tetapi kami akan memberi tahu berapa banyak yang akan mereka bayar untuk berbisnis di Amerika Serikat.”

Raksasa ritel AS seperti Walmart dan Target telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk menaikkan harga sebagai respons terhadap meningkatnya biaya impor. Sementara itu Trump telah mengabaikan kekhawatiran tersebut, dengan mengklaim bahwa kenaikan harga tidak akan terlalu besar dan sektor bisnis bakal beradaptasi dengan mengubah rantai pasokan mereka.

Baca Juga: Trump Tabuh Genderang Perang dengan UE, Sebut Lebih Buruk dari China

Gedung Putih belum mengungkapkan isi detail surat-surat tersebut atau tarif pasti yang akan diterapkan. Selain itu tidak diketahui secara rinci, siapa saja negara-negara yang akan mengalami perubahan tarif.

(akr)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |