loading...
Kementerian Keuangan AS mengumumkan telah mencairkan pinjaman USD20 miliar atau setara Rp314,3 triliun untuk Ukraina, yang juga didukung oleh bunga dari aset Rusia yang dibekukan. Foto/Dok
WASHINGTON - Kementerian Keuangan AS mengumumkan telah mencairkan pinjaman USD20 miliar atau setara Rp314,3 triliun (kurs Rp15.719 per USD) untuk Ukraina , yang juga didukung oleh bunga dari aset Rusia yang dibekukan. Kucuran pinjaman yang mencakup sekitar setengah dari defisit Kiev saat ini, adalah bagian dari kesepakatan pinjaman G7 senilai USD50 miliar.
Dana tersebut dibayarkan ke World Bank fund yang akan mentransfernya ke Kiev, seperti diungkapkan oleh Kementerian Keuangan AS.
Sementara itu Uni Eropa akan menyumbangkan tambahan USD20 miliar, sedangkan anggota G7 seperti Inggris, Jepang dan Kanada akan mengucurkan dana sebesar USD10 miliar lagi. Total keseluruhan mencapai USD50 miliar yang secara teoritis akan dibayar kembali oleh Ukraina selama 40 tahun.
Kucuran dana tunai tersebut diyakini sebagai upaya Washington mempercepat bantuan ke Kiev sebelum Donald Trump menjabat. Dengan menyerahkan uang sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat pada bulan Januari, Departemen Keuangan telah memastikan bahwa Trump tidak akan dapat membatalkan atau mengubah persyaratannya.
Satu minggu sebelumnya, Presiden Joe Biden mengesahkan paket bantuan militer baru senilai USD725 juta untuk Ukraina, dan memberlakukan sanksi ekonomi tambahan terhadap Rusia.
"Presiden Biden telah berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap dolar yang kami miliki akan didorong keluar antara sekarang dan 20 Januari," kata Menteri Luar Negeri, Antony Blinken kepada wartawan bulan lalu.
Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan, bahwa transfer kredit senilai USD20 miliar "akan memberi Ukraina suntikan dukungan yang kritis" dan "akan membantu memastikan Ukraina memiliki sumber daya yang dibutuhkan untuk mempertahankan layanan darurat, rumah sakit, dan fondasi lainnya."
Pemerintah, militer, dan layanan publik Ukraina telah sepenuhnya bergantung pada bantuan asing sejak 2022, dan biaya untuk mempertahankan konflik dengan Rusia telah membuat keuangan negara itu berantakan. Bulan lalu, Zelensky menandatangani anggaran negara untuk tahun depan menjadi undang-undang.
Anggaran mengantisipasi pendapatan sebesar USD49 miliar dan pengeluaran sebesar USD87 miliar, menempatkan defisit anggaran Ukraina secara keseluruhan mencapai USD38 miliar.
Pinjaman ke Ukraina akan dilunasi menggunakan bunga yang diperoleh dari aset Rusia tidak bergerak. Diperkirakan aset milik bank sentral Rusia yang dibekukan oleh AS dan sekutunya mencapai USD300 miliar menyusul pecahnya perang Ukraina pada Februari 2022.
Dana Moneter Internasional (IMF) telah memperingatkan bahwa penyitaan aset Rusia akan merusak kepercayaan global pada AS dan sekutunya. Sedangkan Kremlin telah berulang kali mengecam pembekuan aset sebagai tindakan "pencurian" dan menilai bahwa memanfaatkan dana tersebut perilaku ilegal dan menjadi preseden berbahaya.
(akr)