loading...
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa Federal Reserve alias The Fed atau bank sentral AS hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di tahun depan. Foto/Dok
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, bahwa Federal Reserve alias The Fed atau bank sentral AS hanya akan menurunkan suku bunga sebanyak dua kali di tahun depan. Menurut Perry, hal ini karena inflasi global bakal terus naik akibat adanya tarif tinggi, bahkan perang dagang imbas kebijakan America First milik Trump.
"Inflasi global, ini yang kami perkirakan Fed Fund Rate tahun depan kemungkinan hanya turun dua kali setelah sebelumnya saya perkirakan empat kali, jadi dua kali," kata Perry dalam Keynote Speech-nya di Seminar KAFEGAMA di Menara BTN, Sabtu (14/12/2024).
Adapun Perry menegaskan, akan sulit untuk melakukan investasi juga imbas suku bunga AS akan sangat tinggi, Fed Fund Rate akan turun sedikit, dan suku bunga obligasi pemerintah AS alias US Treasury sangat tinggi.
Imbas dari kebijakan Trump 2.0, kata Perry juga akan berbeda di masing-masing negara. Apalagi pertumbuhan ekonomi global saat ini diperkirakan dari 3,2% ke 3,1% pada 2025 dan akan turun lagi ke 3% pada tahun 2026.
BI juga memprediksi hanya AS negara maju dengan pertumbuhan ekonomi positif dalam dua tahun mendatang. Eropa dan China bakal mengalami penurunan, sedangkan Jepang masih mampu bertahan, meski sempat mengalami pertumbuhan 0 persen pada 2024.
Salah satu cara untuk memacu pertumbuhan ekonomi adalah dengan ekspor. Untuk maksimalisasi langkah ini, Indonesia harus melakukan ekspor ke negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi.
“Berarti kita harus melakukan negosiasi bilateral. Iya, kita harus impor lebih banyak, tapi harus lebih banyak lagi yang diekspor sehingga aktivitasnya akan terus naik,” ujar Perry.
Selain dari perdagangan, pariwisata juga memiliki peran penting untuk pertumbuhan ekonomi. Menurut Perry, Indonesia sebaiknya menyasar turis asal India. “Karena minimum day spent mereka lima hari,” ujar Perry.
Artinya, turis Negeri Bollywood menghabiskan waktu minimal lima hari saat plesiran di negara ini. Perry juga mendorong Yogyakarta menjadi salah satu tujuan wisata untuk turis India karena memiliki budaya yang serupa.
Selama ini, Indonesia mengekspor banyak komoditas ke India seperti sumber batubara hingga furniture dan dampaknya, Tanah Air mengalami surplus perdagangan dengan negara tersebut.
(akr)