bimanews.id-Saat kepemimpinan Wali Kota Bima HM Qurais H Abidin dan Wakil Wali Kota Bima HA Rahman H Abidin dan Ketua DPRD Feri Sofiyan banyak program pembangunan yang berhasil dilaksanakan. Satu diantaranya adalah pembangunan Pasar Modern Amahami.
Pasar di gerbang masuk Kota Bima ini dibangun 2013 silam melalui dana tugas perbantuan (TP) Kementerian Perdagangan. Menariknya anggaran yang digelontorkan melalui lobi para pimpinan ini tidak hanya sekali, melainkan lima kali berturut-turut.
Tidak heran pasar yang diresmikan Presiden RI, Ir H Joko Widodo ini sangat kompleks. Mulai dari los, kantor, musalah, kios hingga area khusus pemotongan unggas. Total anggaran yang digelontorkan Rp 40 miliar lebih.
Mantan Kepala Dinas Koperindag Kota Bima Kaharuddin mengatakan, pembangunan pasar tersebut sebagai upaya pemerintah meningkatkan ekonomi warga. Serta memberikan fasilitas yang memadai bagi pelaku ekonomi pasar.
“Pimpinan daerah saat itu memiliki niat untuk membangun daerah,” ujarnya saat ditemui di kediamannya di lingkungan Nggarolo, Kelurahan Penanae.
Atas dasar niat tersebut, HM Qurais dan HA Rahman melobi anggaran dari kementerian. Tahabp awal diberikan untuk pembangunan dua los pasar lengkap denga kios.
Anggaran digelontorkan pada akhir tahun, sekitar November 2013. Bila dilihat, rentang waktu, Desember pekerjaan harus rampung, karena anggaran harus tuntas di tahun berjalan. Sehingga pembangunan pasar tahap satu ini berhasil dituntaskan
Pengalaman dua pemimpin daerah sebagai kontraktor dan pengusaha, mereka berani ambil keputusan untuk mengerjakan. Dan hasilnya Desember 2013 pasar tersebut rampung dibangun.
“Hanya dalam waktu dua bulan, dua los pasar dan kios berhasil dibangun,” ungkapnya.
Hasil pengerjaan pemerintah kota saat itu diacungi jempol oleh tim kementrian yang mengecek pembangunan tahap satu tersebut. Hingga di tahun berikutnya, pemerintah kota kembali mendapat bantuan anggaran untuk membangun kompleks kios dan los pasar untuk ikan.
Setelah pembangunan rampung. Dilanjutkan dengan pemindahan pedagang dari pasar lama ke pasar baru. Kendati sempat mendapat penolakan, tepi pimpinan daerah saat itu, terus sosialisasi pada warga pasar.
“Alhamdulillah semua berjalan lancar, pedagang mau pindah dengan suka rela dan menempati los pasar yang sudah ditetapkan melalui SK,” ungkapnya. (nk/*)