Pertamina Drilling dan Pertagas Kolaborasi Kembangkan Teknologi Penangkap dan Penyimpan Karbon

18 hours ago 4

loading...

Pertamina Drilling dan Pertagas menandatangani MoU pengembangan teknologi penangkap dan penyimpan karbon di Jakarta, Selasa (4/2). FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA - PT Pertamina Drilling Services Indonesia ( Pertamina Drilling ) dan PT Pertamina Gas ( Pertagas ) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk pengembangan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) di Jakarta, Selasa (4/2). Kolaborasi ini bagian dari upaya Pertamina Group untuk mendukung komitmen Pertamina dalam mencapai dekarbonisasi pada 2060 sesuai dengan target Net Zero Emission yang ditetapkan Pemerintah.

"Sinergi ini sebagai bentuk dukungan nyata kami sebagai bagian dari Pertamina Group terhadap pengurangan emisi karbon serta percepatan transisi energi bersih di Indonesia, yang merupakan salah satu upaya kami untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060," ujar Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita.

Dia mengatakan, melalui implementasi teknologi CCS/CCUS, kedua perusahaan berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sembari meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) melalui strategi Enhanced Oil Recovery (EOR). Selain upaya untuk mengurangi emisi karbon, penerapan teknologi CCS/CCUS juga merupakan upaya akselerasi target produksi migas nasional sebesar 1 juta BOPD minyak dan 12 ribu MMSCFD gas pada 2030.

Baca Juga

Hasilkan USD57,7 Juta, Inovasi Pertagas Gaet Platinum di TKMPN 2024

Sementara, Direktur Utama Pertagas, Gamal Imam Santoso menegaskan bahwa Pertagas akan mendukung implementasi CCS/CCUS melalui portofolio bisnis transportasi energi yang dimiliki. Sebagai anak usaha Pertamina yang memiliki peran utama dalam bisnis transportasi dan distribusi gas bumi, keterlibatan Pertagas dalam kerja sama ini menjadi aspek krusial dalam pengembangan teknologi CCS/CCUS.

"Dengan infrastruktur jaringan pipa gas yang luas, Pertagas memiliki kemampuan untuk mendukung transportasi gas karbondioksida (CO₂) dari sumber emisi ke lokasi penyimpanan atau pemanfaatan yang telah ditentukan," jelasnya.

Lebih lanjut, Gamal menekankan bahwa Pertagas juga memiliki keahlian dalam pengelolaan gas dan integrasi infrastruktur energi sehingga dapat memastikan bahwa gas CO₂ yang ditangkap dapat dikelola dengan efisien dan sesuai dengan standar keselamatan serta regulasi lingkungan. Dengan demikian, peran Pertagas dalam kerja sama ini tidak hanya terbatas pada aspek transportasi, tetapi juga mencakup pengelolaan dan optimalisasi rantai pasok gas CO₂ dalam implementasi CCS/CCUS.

"Dengan bergabungnya keahlian dari kedua belah pihak, kami yakin sinergi ini akan memberikan dampak positif yang besar,” tambah Gamal.

Baca Juga

Cara Jual Minyak Jelantah ke Pertamina, Catat Lokasi Penjualannya

Teknologi CCS/CCUS mencakup penangkapan gas CO2 yang berasal dari sumber emisi besar, seperti pembangkit listrik atau fasilitas industri yang menggunakan bahan bakar fosil atau biomassa. Gas CO2 yang telah ditangkap dan disimpan dapat digunakan dalam berbagai aktivitas atau diinjeksi ke dalam sumur minyak konvensional yang sudah tidak aktif untuk meningkatkan laju ekstraksi minyak di sumur produksi.

"Implementasi teknologi CCS/CCUS akan menjadi tulang punggung Pertamina dalam meningkatkan produksi migas dan juga menekan emisi karbon yang bersumber dari kegiatan operasional Perusahaan," sambung Avep.

Melalui kolaborasi antar Pertamina Group ini, diharapkan dapat membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan teknologi pengelolaan emisi karbon dalam industri migas lebih jauh lagi. Keterlibatan Pertamina Drilling dan Pertagas dalam proyek teknologi CCS/CCUS merupakan langkah vital dalam mencapai keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang bagi bisnis Pertamina kedepannya.

(nng)

Read Entire Article
Aceh Book| Timur Page | | |